Pages

Banner 468 x 60px

Kamis, 31 Januari 2013

sejarah peradaban islam

0 komentar

SEJARAH PERADABAN ISLAM
Sejarah peradaban Islam, merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang peradaban islam dari  masa- kemasa , disini pembahasan kami terfokus pada masa Daulah Bani Abbasiyah. Karena pada masa kepemimpinan Daulah Bani Abbasiyah terfokus kepada pengembangan perdabannya ,seperti bidang politik dan militer yang mana pada periode ini Dinasti Bani Abbasiyah dibedakan kedalam lima periode.
 Dalam hal ini disetiap periode ditandai dengan adanya perubahan baik dalam hal pemegang kekuasaan, system pemerintahan, dan kebijakan militer sehingga keadaan suatu Negara itu terlihat sangat jelas masa kejayaanya dan masa keruntuhannya . Hal inilah yang melatar belakanggi ” Masa Daulah Abbasiyah” untuk menjadi tema pembahasan kami. Untuk dijadikan cerminan bagi kepemimpinan saat ini supaya kedepannya akan lebih baik lagi.
Dalam makalah ini akan kami bahas mengenai:
A.    Sejarah Berdirinya Bani Abbasiyah
B.     Masa Keemasan Bani Abbasiyah
C.     Masa Kemunduran dan Keruntuhannya
Poin- poin diatas menjadi sub pembahasan kami, dengan tujuan pemahaman tentang peradaban pada masa Daulah Abbasiyah.



A.    SEJARAH BERDIRINYA BANI ABBASIYAH  
Kekuasaan Bani Abbas merupakan lanjutan dari kekuasaan dinasti Bani Umayyah. Dinamakan Khilafah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini dinisabatkan kepada Al- Abbas, paman Rasulullah, khalifah pertama dari pemerinahan ini adalah Abdullah Ash- Shaffah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalip.
Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah al- Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al- Abbas. Kekuasaanya berlangsung dalam waktu rentang yang panjang, dari tahun 132 H ( 750 M ) s.d 656 H ( 1258 M ). Selama dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda- beda sesuai dengan perubahan politik, sosial dan budaya. Berdasarkan pola perubahan pemerintahan dan politik itu, para sejarawan membagi masa pemerintahan Bani Abbas menjadi lima periode.
1.      Periode perama ( 132 H/ 750 M – 232 H/847 M  ), disebut peride pengaruh Persia pertama.
2.      Periode Kedua ( 232 H/ 847 M – 334 H/ 945 M ), disebut masa pengaruh Turki pertama.
3.      Periode Ketiga ( 334 H/945 M – 447 H/ 1055 M ), masa kekuasaan dinasti Buwaih dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah. Perode ini disebut juga masa pengaruh Persia kedua.
4.      Peride Keempat ( 447/ 1055 M – 590 H/ 1194 M ), masa kekuasaan dinasti Bani Saljuk dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah, biasanya disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua.
5.      Periode Kelima ( 590 H/ 1194 M- 656 H/ 1258 M ), masa khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaanya hanya efektif disekitar kota Bagdad.
B.     MASA KEEMASAN BANI ABBASIYAH
Pada periode pertama( 750-847 M ), pemerintahan Bani Abbas mencapai masa keemasanya. Secara politis, para khalifah benar- benar tokoh yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik  dan agama sekaligus. Periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam islam. Khalifah- khalifah Bani Abbas pada masa jayanya:
1.      Abu Abbas As-saffah ( 132- 136 H = 750-754 M  )
Pendiri dinasti ini sangat singkat, yaitu dari tahun 750 M. Karena itu, Pembina sebenarnya dari daulah Abbasiyah adalah Abu Ja’far Al- Mashur ( 754- 775 M ). Dia dengan keras menghadapi lawan- lawannya dari Bani Ummayah, Khawaritj, dan juga Syi’ah yang merasa dikucilkan dari kekuasaan.
2.      Abu Ja’far Al Manshur ( 136- 158 H =  754-775 M )
Khalifah Al- Manshur berusaha menaklukkan kembali di daerah yang sebelumnya membebaskan diri dari pemerintah pusat, dan memantapkan keamanan didaerah perbatasan. Diantara usaha- usaha tersebut adalah merebut batang- batang di Asia, kota Malatia, wilayah Coppadocia, dan cicilan pada tahun 756- 758 M.  
3.      Al- Mahdi  ( 158- 169 H=  775- 785 M )
Pada masa Al- Mahdi perekonomian mulai meningkat dengan peningkatan di sektor pertanian, melaluli iragasi dan peningkatan hasil pertambangan seperti emas, perak, tembaga dan besi.
4.      Musa Al- Hadi             ( 169- 170 H =  785-786 M )
Setelah al- Mahdi wafat  beliau berwasiat bahwa anaknyalah yang menggantikan posisinya sebagai khalifah, yaitu Al- Hadi. Tetapi dalam kekhalifahanya al- Hadi berlaku tidak jujur, menyalahi aturan ayahnya. Beliau hanya memimpin selama 1 tahun, 1 bulan, 20 hari dan meninggal pada tahun 170 H.

5.      Harun Ar- Rasyit ( 170- 193 H=  786- 809 M )
Harun Ar- Rasyit mmemerintah pada tahun 170- 193 H. Yang ditandai dengan banyaknya tokoh ilmuwan yang hidup pada masa pemerintahan nya, antara lain Abu yusuf, keluarga Barmaki, Abu Atagiyah, seorang penyair, Ishak al- Mausuli, penyanyi dan al- Mas’I seorang ahli riwayah.
6.      Abdullah Al- Amin  ( 193- 198 H=  809- 813 M )
Sepeninggal Harun pada tahun 193 H, digantilah ia oleh anak- anaknya, al-Amin yang keturunan arab, karena ayah dan ibunya( Zubaidah, sepupu Harun) adalah keturunan dari Abbasiyah kemudian Al- Makmun yang berasal dari keturunan Persia karena dilahirkan oleh seorang ibu yang berdarah Persia yang bernama Marajil.
Khalifah al- Amin memerintah atas irak, al- makmun diberi bagian memerintah atas khurrasan dan al- Qasim atas arabiya sebagamana diwasiatkan oleh ayahnya. Tetapi khalifah Harun memberi hak kepada Al- Makmun untuk meneruskan pengangkatan al- Qasim sebagai putra mahkota atau tidak mengangkatnya. Al- amin kurang serius dalam memegang kendali pemerintahan dan lemah, tetapi kegemaranya dibidang sastra menonjol. Terjadi permusuhan dan perebutan kekuasaan antara khalifah al- Amin dengan saudaranya, Al- makmun yang dimenangkan oleh al- Makmun yang ibunya berasal dari Persia, pada tahun 198 H.
7.      Abdullah Al- Mak’mun ( 198- 218 H=  813- 833 M )
Khalifah al- Makmun lahir pada tahun 170 H, dimalam wafatnya al- Hadi, pamanya. Dalam masa pemerintahannya, al- Makmun menghadapi berbagai rintangan. Orang- orang Arab marah terhadapnya dengan kemenangan yang diraihnya melalui kontak senjata yang digunakan oleh orang- orang Persia. Sedangkan kepindahannya dari Khurrasan ke Bagdad memyebabkan kemarahan orang- orang Persia terhadapnya.
Terjadi pula banyak pemberontakan dimasanya, antara lain ialah pemberontakan yang dilakukkan Abus Saraya, salah iaseorang panglima besar yang ikut andil dalam meruntuhkan Bagdad dibawah , asaan kekuharsamah, tetapi kedudukanya disingkirkan oleh al- fadl ibn Sahl, dan digantikannya oleh saudara fadl sendiri, yakni al- Hasan ibn Sahl, setelah naiknya al- Makmun.
8.      Al- Muktasim ( 218- 227 H= 833-842 M )
Al- Mu’tashim, khalifah berikutnya (833-842 M ), member peluang besar kepada orang-orang turki untuk masuk dalam pemerintahan, keterlibatan mereka dimulai sebagai tentara pengawal. Tidak seperti pada  masa Daulat umayyah, dinasti Abbasiyah mengadakan system ketentaraan. Praktik orang-orang muslim untuk  mengikuti perang sudah terhenti.
Tentara dibina secara khusus menjadi prajurit-prajurit professional. Dengan demikian, kekuatan militer dinasti Bani Abbas menjsdi sangat kuat. Walaupun dengan demikian, dalam periode ini banyak tantangan dan gerakan politik yang menganggu stabilitas, baik dari kalangan Bani Abbas sendiri maupun dari luar
9.      Khalifah Al- Wasiq ( 842-847 )
Setelah khalifah Al- Muktasim meninggal pada tahun 227 H. Dan digantikan oleh putranya al- Wasiq, pada masanya orang-orang Turki menambah kekuatanya didalam tubuh pemerintahan. Tindak kejahatan korupsi merajalela pada masa tersebut . Ia tidak mau menetapkan putra mahkota sebagaimana pada khalifah terdahulu sebelum meninggal  pada tahun 232 H. Dengan wafatnya maka berahirlah periode pertama Bani Abbasiyah yang didalamnya terjadi masa kejayaan.
Dari kedelapan khalifah diatas puncak kejayaan atau tingkat kemakmuran paling tinggi terjadi pada Dinasti Abbasiah masa khalifah Harun Ar- Rasyid ( 786-809 M ) dan anaknya Al- Makmun ( 813- 833 M ). Ketika Ar- Rasyid memerintah, Negara dalam keadaan makmur, kekayaan melimpah, keamanan terjamin walaupun masih ada pemberontakan, dan luas wilayahnya mulai dari Afrika Utara hingga India.
Kekayaan yang banyak dimanfaatkan Harun Al- Rasyid untuk keperluan sosial, seperti Rumah Sakit, lembaga pendidikan dokter, dan farmasi didirikan. Pada masa itu sudah terdapat paling tidak sekitar 800 orang dokter. Kesejahtraan sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan dan kesusastraan terdapat pada masa keemasannya. Pada masa inilah agama islam menempatkan dirinya sebagai Negara terkuat dan tak tertandingi.



C.     MASA KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN ABBASIYAH
Pada periode kedua ( 847-945 M ), disebut masa pengaruh turki pertama, karena pasukan Turki yang menjadi tentara Dinasti Abbasiyah sangat mendominasi pemerintahan. Hal ini terjadi karena perkembangan peradaban dan kebudayaan pada periode kedua ( 847- 945 M ) yang merupakan lanjutan dari perkembangan peradaban dan kebudayaan serta kemajuan besar yang dicapai oleh Dinasti Abbasiyah periode pertama yang mendorong para penguasa untuk hidup mewah, bahkan cenderung mencolok.
 Kehidupan mewah para Khalifah ini ditiru oleh para hartawan dan anak- anak pejabat, Perilaku yang demikianlah yang menyebabkan roda pemerintahan terganggu dan rakyat menjadi miskin. Peristiwa ini terjadi pada masa Khalifah Al- Mutawakkil ( 847- 861 M ) yang mana pada masa ini merupakan awal periode khalifah yang lemah, sehingga pada saat pemerintahannya orang- orang turki dapat merebut kekuasaan dengan cepat setelah Al- Mutawakkil wafat.
. Kemudian mereka ( orang- orang Turki ) memilih dan mengangkat Khalifah sesuai dengan kehendak mereka, dengan demikian Bani Abbasiyah tidak lagi mempunyai kekuasaan meskipun sebenarnya secara resmi merekalah penguasanya. Usaha untuk melepaskan diri dari dominasi tentara turki itu selalu gagal. Pada tahun 892, Baghdat kembali menjadi ibukota dan kehidupan intelektual terus berkembang.
Pada periode ketiga ( 945- 1055 M ), posisi Daulah Abbasiyah yang berada dibawah kekuasaan Bani Buwaihi merupakan ciri utama dari periode ketiga ini. Pada masa ini keadaan khalifah lebih buruk daripada masa sebelumnya, karena Bani Buaihi menganut aliran Syi’ah. Akibatnya kedudukan khalifah tidak lebih sebagai pegawai yang diperintah dan diberi gaji. Sementara itu Bani Buaihi telah membagi kekuasaanya kepada tiga bersaudara. Ali menguasai wilayah bagian selatan negeri Persia, Hasan menguasai wilayah bagian Utara, dan Ahmad menguasai wilayah bagian al- Ahwaz, Wasit, dan Baghdat
Pada masa ini bidang ilmu Daulah Abasiyah masih masih terus mengalami kemajuan pada periode ini. Kemajuan ini juga masih diikuti dengan bidang ekonomi, pertanian, dan perdagangan yang juga mengalami kemajuan. Kemudian pembangunan kanal, masjid, dan rumah sakit.
Periode Keempat ( 1055-1199 M ), Periode ini adalah masa kekuasaan Dinasti Bani Saljuk dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah atau disebut juga dengan pengaruh turki kedua.( Saljuq ) ibn Tuqaq atau Ma Wara’ Al- Nahar atau Mavarranahr. Thuhriil Beg, cucu Saljuk yang memulai penampilan panggung para kaum sejajar.
Kehadiran Bani Saljuk adalah atas undangan Khalifah untuk melumpuhkan kekuatan Bani Buwaih di Baghdad. Keadaan khalifah memang membaik , paling tidak karena kewibawaanya dalam bidang agama kembali setelah sekian lama dikuasai oleh orang- orang Syi’ah. Nizm Al- Mulk, perdana menteri pada masa Alp Arselan dan Malikhsyah, mendirikan Madrasah Nizamiyah ( 1069 M ), dan Madrasah Hanafiyahdi Baghdad. Dari pendirianya melahirkan banyak cendekiawan dalam berbagai disiplin ilmu, dianaranya: al- Zamakhsari dalam bidang Agama, penulis dalam bidang tafsir dan ushul al- Din.
Periode kelima ( 1199-1258 M ), berahirnya kekuasaan Dinasti Saljuk atas Baghdad atau khilafah Abasiyah merupakan dariperiode kelima. Pada periode ini, khilafah Abasiyah tidak lagi berada dibawah kekuasaan Dinasti tertentu, walaupun banyak sekali Dinasti tertentu yang berdiri. Para khalifah Abbasiyyah sudah merdeka dan berkuiasa kembali, tetapi hanya di Bagdad dan sekitarnya.
Wilayah kekuasaan khalifah yang sempit ini menunjukan kelemahan poltiknya. Pada masa inilah tentara mongol dan Tarter menyerang Bagdad. Bagdad dapat direbut dan dihancurkan tanpa perlawanan yang berarti.
 Kehancuran Bagdad atas serangan tentara Mongol ini adalah babak baru dalam sejarah Islam, yang di sebut masa pertenghan.Kekuatan Mongol Tartar mulai merayap dari arah timur dan pada tahun 656 H/ 1258 H, Hulagu dengan pasukannya memasuki Bagdad dan membunuh khalifah al- Musta’shim dan membunuh penduduk kota ini. Mereka menjarah harta , membakar kitap- kitap dan menghancurkan banyak bangunan. Dengan demikian berahirlah kekhalifahan Bani Abbas di Bagdad.










ANALISA

Daulah Abasiah merupakan lanjutan dari Daulah Umayyah yang mana Daulah Abbasiyah vaitu para pendiri dan para penguasa Dinasti adalah keturunan Al- Abbas paman Nabi Muhammad SAW. Pendirinya adalah Abdullah al- Saffah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Al- Abbas.
Masa keemasan Bani Abbasiyah mengalami puncaknya yaitu pada periode pertama yaitu pada ( 750- 847 M ), di bawah kepemimpinan Harun ar- Rasyid ( 786-809 ) dan anaknya, Al- Ma’ mun ( 813-83 M ), pada masanya kekayaan yang melimpah, dan keamanan  terjamin. Periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan yang ada dalam Islam.
Sebagaimana terliat dalam periodisasi khilafah Abbasiyah, masa kemunduranya sudah dimulai pada awal periode kedua. Namun factor- factor penyebab kemunduran ini tidak datang secara tiba- tiba. Benih- benihnya sudah terlihat pada periode pertama, hanya saja khalifah pada saat ini sangat kuat, sehingga benih- benih itu tidak sempat berkembang. Pada masa- masa ini memang kekuatan politik dan militer sudah sangat lemah sehinggaa mudah untuk diruntuhkan.




PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Kekuasaan Bani Abbas merupakan lanjutan dari kekuasaan dinasti Bani Umayyah. Dinamakan Khilafah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini dinisabatkan kepada Al- Abbas, paman Rasulullah. Untuk mengetahui masa- kemasa kepenimpinan Bani Abbasiyah dalam pengembangan peradabanya Bani Abbasiyah dibagi menjadi beberapa periode.
Yangmana dari masing- masing periode tersebut menceritakan keadaan suatu Negara yang berbeda pada masa kekhalifahannya, sehingga dapat disimpulkan pada periode pertamalah kekhalifahan  Abbasiyah mengalami masa keemasan, dan pada periode berikutnya yaitu periode kedua sampai kelima mengalami masa kemunduran hingga masa kehancuran.
A.    SARAN
Kita harus meningkatkan pembejajaran tentang perkembangan islam karena dengan mempelajari perkembangan islam pada masa ini kita dapat mengidentifikasi peristiwa- peristiwa penting dan tokoh- tokoh yang berprestasi pada masa terdahulu kita juga dapat mengambil ibrah dan meneladani tokoh- tokoh yang berperestasi dari perkembangan islam pada periode ini untuk kepentingan masa kini dan yang akan datang.


DAFTAR PUSTAKA

Samsul, Munir Amin. 2009.  Sejarah Pe radaban Islam,  Jakarta: Amzah .

Badri ,Yatim. 2010. Sejarah Peradaban Islam,  Jakarta: Rajawali Pers .

Guru Bina Pai Madrasah Aliyah . 2008. Hikmah. Seragen: CV. Akik Pustaka.

Abu, Su’ud. 2003. Islamologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ali, Mufrodi. 1997. Islam di Kawasan Kebudayaan Arab. Jakarta: Perpustakaan Nasional.

Tim penyusun naskah. Karimah ski.  Produksi dan distributor Surya lapindo.

0 komentar:

Posting Komentar