SEJARAH PERADABAN ISLAM
Sejarah peradaban Islam, merupakan suatu ilmu yang mempelajari
tentang peradaban islam dari masa-
kemasa , disini pembahasan kami terfokus pada masa Daulah Bani Abbasiyah. Karena
pada masa kepemimpinan Daulah Bani Abbasiyah terfokus kepada pengembangan perdabannya
,seperti bidang politik dan militer yang mana pada periode ini Dinasti Bani
Abbasiyah dibedakan kedalam lima periode.
Dalam hal ini disetiap
periode ditandai dengan adanya perubahan baik dalam hal pemegang kekuasaan,
system pemerintahan, dan kebijakan militer sehingga keadaan suatu Negara itu
terlihat sangat jelas masa kejayaanya dan masa keruntuhannya . Hal inilah yang
melatar belakanggi ” Masa Daulah Abbasiyah” untuk menjadi tema pembahasan kami.
Untuk dijadikan cerminan bagi kepemimpinan saat ini supaya kedepannya akan
lebih baik lagi.
Dalam makalah ini akan kami bahas mengenai:
A.
Sejarah
Berdirinya Bani Abbasiyah
B.
Masa Keemasan
Bani Abbasiyah
C.
Masa Kemunduran
dan Keruntuhannya
Poin- poin diatas menjadi sub pembahasan kami, dengan tujuan
pemahaman tentang peradaban pada masa Daulah Abbasiyah.
A.
SEJARAH
BERDIRINYA BANI ABBASIYAH
Kekuasaan Bani Abbas merupakan lanjutan dari kekuasaan dinasti Bani
Umayyah. Dinamakan Khilafah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti
ini dinisabatkan kepada Al- Abbas, paman Rasulullah, khalifah pertama dari
pemerinahan ini adalah Abdullah Ash- Shaffah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah
bin Abbas bin Abdul Muthalip.
Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah al- Saffah ibn Muhammad
ibn Ali ibn Abdullah ibn al- Abbas. Kekuasaanya berlangsung dalam waktu rentang
yang panjang, dari tahun 132 H ( 750 M ) s.d 656 H ( 1258 M ). Selama dinasti
ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda- beda sesuai dengan
perubahan politik, sosial dan budaya. Berdasarkan pola perubahan pemerintahan
dan politik itu, para sejarawan membagi masa pemerintahan Bani Abbas menjadi
lima periode.
1.
Periode perama
( 132 H/ 750 M – 232 H/847 M ), disebut
peride pengaruh Persia pertama.
2.
Periode Kedua (
232 H/ 847 M – 334 H/ 945 M ), disebut masa pengaruh Turki pertama.
3.
Periode Ketiga
( 334 H/945 M – 447 H/ 1055 M ), masa kekuasaan dinasti Buwaih dalam
pemerintahan khalifah Abbasiyah. Perode ini disebut juga masa pengaruh Persia
kedua.
4.
Peride Keempat
( 447/ 1055 M – 590 H/ 1194 M ), masa kekuasaan dinasti Bani Saljuk dalam
pemerintahan khalifah Abbasiyah, biasanya disebut juga dengan masa pengaruh Turki
kedua.
5.
Periode Kelima
( 590 H/ 1194 M- 656 H/ 1258 M ), masa khalifah bebas dari pengaruh dinasti
lain, tetapi kekuasaanya hanya efektif disekitar kota Bagdad.
B.
MASA KEEMASAN
BANI ABBASIYAH
Pada periode pertama( 750-847 M ), pemerintahan Bani Abbas mencapai
masa keemasanya. Secara politis, para khalifah benar- benar tokoh yang kuat dan
merupakan pusat kekuasaan politik dan
agama sekaligus. Periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi
perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam islam. Khalifah- khalifah Bani
Abbas pada masa jayanya:
1.
Abu Abbas
As-saffah ( 132- 136 H = 750-754 M )
Pendiri dinasti ini sangat singkat, yaitu dari tahun 750 M. Karena
itu, Pembina sebenarnya dari daulah Abbasiyah adalah Abu Ja’far Al- Mashur (
754- 775 M ). Dia dengan keras menghadapi lawan- lawannya dari Bani Ummayah,
Khawaritj, dan juga Syi’ah yang merasa dikucilkan dari kekuasaan.
2.
Abu Ja’far Al
Manshur ( 136- 158 H = 754-775 M )
Khalifah Al- Manshur berusaha
menaklukkan kembali di daerah yang sebelumnya membebaskan diri dari pemerintah
pusat, dan memantapkan keamanan didaerah perbatasan. Diantara usaha- usaha tersebut
adalah merebut batang- batang di Asia, kota Malatia, wilayah Coppadocia, dan
cicilan pada tahun 756- 758 M.
3.
Al- Mahdi ( 158- 169 H= 775- 785 M )
Pada masa Al- Mahdi perekonomian
mulai meningkat dengan peningkatan di sektor pertanian, melaluli iragasi dan
peningkatan hasil pertambangan seperti emas, perak, tembaga dan besi.
4.
Musa Al- Hadi ( 169- 170 H =
785-786 M )
Setelah al- Mahdi wafat beliau berwasiat bahwa
anaknyalah yang menggantikan posisinya sebagai khalifah, yaitu Al- Hadi. Tetapi
dalam kekhalifahanya al- Hadi berlaku tidak jujur, menyalahi aturan ayahnya.
Beliau hanya memimpin selama 1 tahun, 1 bulan, 20 hari dan meninggal pada tahun
170 H.
5.
Harun Ar-
Rasyit ( 170- 193 H= 786- 809 M )
Harun Ar- Rasyit mmemerintah pada
tahun 170- 193 H. Yang ditandai dengan banyaknya tokoh ilmuwan yang hidup pada
masa pemerintahan nya, antara lain Abu yusuf, keluarga Barmaki, Abu Atagiyah,
seorang penyair, Ishak al- Mausuli, penyanyi dan al- Mas’I seorang ahli
riwayah.
6.
Abdullah Al-
Amin (
193- 198 H= 809- 813 M )
Sepeninggal Harun pada tahun 193 H,
digantilah ia oleh anak- anaknya, al-Amin yang keturunan arab, karena ayah dan
ibunya( Zubaidah, sepupu Harun) adalah keturunan dari Abbasiyah kemudian Al-
Makmun yang berasal dari keturunan Persia karena dilahirkan oleh seorang ibu
yang berdarah Persia yang bernama Marajil.
Khalifah al- Amin memerintah atas
irak, al- makmun diberi bagian memerintah atas khurrasan dan al- Qasim atas
arabiya sebagamana diwasiatkan oleh ayahnya. Tetapi khalifah Harun memberi hak
kepada Al- Makmun untuk meneruskan pengangkatan al- Qasim sebagai putra mahkota
atau tidak mengangkatnya. Al- amin kurang serius dalam memegang kendali
pemerintahan dan lemah, tetapi kegemaranya dibidang sastra menonjol. Terjadi
permusuhan dan perebutan kekuasaan antara khalifah al- Amin dengan saudaranya,
Al- makmun yang dimenangkan oleh al- Makmun yang ibunya berasal dari Persia,
pada tahun 198 H.
7.
Abdullah Al-
Mak’mun ( 198- 218 H= 813- 833 M )
Khalifah al- Makmun lahir pada tahun
170 H, dimalam wafatnya al- Hadi, pamanya. Dalam masa pemerintahannya, al-
Makmun menghadapi berbagai rintangan. Orang- orang Arab marah terhadapnya
dengan kemenangan yang diraihnya melalui kontak senjata yang digunakan oleh
orang- orang Persia. Sedangkan kepindahannya dari Khurrasan ke Bagdad
memyebabkan kemarahan orang- orang Persia terhadapnya.
Terjadi pula banyak pemberontakan dimasanya,
antara lain ialah pemberontakan yang dilakukkan Abus Saraya, salah iaseorang
panglima besar yang ikut andil dalam meruntuhkan Bagdad dibawah , asaan kekuharsamah,
tetapi kedudukanya disingkirkan oleh al- fadl ibn Sahl, dan digantikannya oleh
saudara fadl sendiri, yakni al- Hasan ibn Sahl, setelah naiknya al- Makmun.
8.
Al- Muktasim (
218- 227 H= 833-842 M )
Al- Mu’tashim, khalifah berikutnya
(833-842 M ), member peluang besar kepada orang-orang turki untuk masuk dalam pemerintahan,
keterlibatan mereka dimulai sebagai tentara pengawal. Tidak seperti pada masa Daulat umayyah, dinasti Abbasiyah
mengadakan system ketentaraan. Praktik orang-orang muslim untuk mengikuti perang sudah terhenti.
Tentara dibina secara khusus menjadi
prajurit-prajurit professional. Dengan demikian, kekuatan militer dinasti Bani
Abbas menjsdi sangat kuat. Walaupun dengan demikian, dalam periode ini banyak
tantangan dan gerakan politik yang menganggu stabilitas, baik dari kalangan
Bani Abbas sendiri maupun dari luar
9.
Khalifah Al-
Wasiq ( 842-847 )
Setelah khalifah Al- Muktasim meninggal pada tahun 227 H. Dan
digantikan oleh putranya al- Wasiq, pada masanya orang-orang Turki menambah
kekuatanya didalam tubuh pemerintahan. Tindak kejahatan korupsi merajalela pada
masa tersebut . Ia tidak mau menetapkan putra mahkota sebagaimana pada khalifah
terdahulu sebelum meninggal pada tahun
232 H. Dengan wafatnya maka berahirlah periode pertama Bani Abbasiyah yang
didalamnya terjadi masa kejayaan.
Dari kedelapan khalifah diatas puncak kejayaan atau tingkat
kemakmuran paling tinggi terjadi pada Dinasti Abbasiah masa khalifah Harun Ar-
Rasyid ( 786-809 M ) dan anaknya Al- Makmun ( 813- 833 M ). Ketika Ar- Rasyid
memerintah, Negara dalam keadaan makmur, kekayaan melimpah, keamanan terjamin
walaupun masih ada pemberontakan, dan luas wilayahnya mulai dari Afrika Utara
hingga India.
Kekayaan yang banyak dimanfaatkan Harun Al- Rasyid untuk keperluan sosial,
seperti Rumah Sakit, lembaga pendidikan dokter, dan farmasi didirikan. Pada
masa itu sudah terdapat paling tidak sekitar 800 orang dokter. Kesejahtraan
sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan dan
kesusastraan terdapat pada masa keemasannya. Pada masa inilah agama islam
menempatkan dirinya sebagai Negara terkuat dan tak tertandingi.
C.
MASA KEMUNDURAN
DAN KEHANCURAN ABBASIYAH
Pada periode kedua ( 847-945 M ), disebut masa pengaruh turki
pertama, karena pasukan Turki yang menjadi tentara Dinasti Abbasiyah sangat mendominasi
pemerintahan. Hal ini terjadi karena perkembangan peradaban dan kebudayaan pada
periode kedua ( 847- 945 M ) yang merupakan lanjutan dari perkembangan
peradaban dan kebudayaan serta kemajuan besar yang dicapai oleh Dinasti
Abbasiyah periode pertama yang mendorong para penguasa untuk hidup mewah,
bahkan cenderung mencolok.
Kehidupan mewah para
Khalifah ini ditiru oleh para hartawan dan anak- anak pejabat, Perilaku yang
demikianlah yang menyebabkan roda pemerintahan terganggu dan rakyat menjadi
miskin. Peristiwa ini terjadi pada masa Khalifah Al- Mutawakkil ( 847- 861 M )
yang mana pada masa ini merupakan awal periode khalifah yang lemah, sehingga
pada saat pemerintahannya orang- orang turki dapat merebut kekuasaan dengan
cepat setelah Al- Mutawakkil wafat.
. Kemudian mereka ( orang- orang Turki ) memilih dan mengangkat
Khalifah sesuai dengan kehendak mereka, dengan demikian Bani Abbasiyah tidak
lagi mempunyai kekuasaan meskipun sebenarnya secara resmi merekalah
penguasanya. Usaha untuk melepaskan diri dari dominasi tentara turki itu selalu
gagal. Pada tahun 892, Baghdat kembali menjadi ibukota dan kehidupan
intelektual terus berkembang.
Pada periode ketiga ( 945- 1055 M ), posisi Daulah Abbasiyah yang
berada dibawah kekuasaan Bani Buwaihi merupakan ciri utama dari periode ketiga
ini. Pada masa ini keadaan khalifah lebih buruk daripada masa sebelumnya,
karena Bani Buaihi menganut aliran Syi’ah. Akibatnya kedudukan khalifah tidak
lebih sebagai pegawai yang diperintah dan diberi gaji. Sementara itu Bani
Buaihi telah membagi kekuasaanya kepada tiga bersaudara. Ali menguasai wilayah
bagian selatan negeri Persia, Hasan menguasai wilayah bagian Utara, dan Ahmad
menguasai wilayah bagian al- Ahwaz, Wasit, dan Baghdat
Pada masa ini bidang ilmu Daulah Abasiyah masih masih terus
mengalami kemajuan pada periode ini. Kemajuan ini juga masih diikuti dengan
bidang ekonomi, pertanian, dan perdagangan yang juga mengalami kemajuan.
Kemudian pembangunan kanal, masjid, dan rumah sakit.
Periode Keempat ( 1055-1199 M ), Periode ini adalah masa kekuasaan
Dinasti Bani Saljuk dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah atau disebut juga
dengan pengaruh turki kedua.( Saljuq ) ibn Tuqaq atau Ma Wara’ Al- Nahar atau
Mavarranahr. Thuhriil Beg, cucu Saljuk yang memulai penampilan panggung para
kaum sejajar.
Kehadiran Bani Saljuk adalah atas undangan Khalifah untuk
melumpuhkan kekuatan Bani Buwaih di Baghdad. Keadaan khalifah memang membaik ,
paling tidak karena kewibawaanya dalam bidang agama kembali setelah sekian lama
dikuasai oleh orang- orang Syi’ah. Nizm Al- Mulk, perdana menteri pada masa Alp
Arselan dan Malikhsyah, mendirikan Madrasah Nizamiyah ( 1069 M ), dan Madrasah
Hanafiyahdi Baghdad. Dari pendirianya melahirkan banyak cendekiawan dalam
berbagai disiplin ilmu, dianaranya: al- Zamakhsari dalam bidang Agama, penulis
dalam bidang tafsir dan ushul al- Din.
Periode kelima ( 1199-1258 M ), berahirnya kekuasaan Dinasti Saljuk
atas Baghdad atau khilafah Abasiyah merupakan dariperiode kelima. Pada periode
ini, khilafah Abasiyah tidak lagi berada dibawah kekuasaan Dinasti tertentu,
walaupun banyak sekali Dinasti tertentu yang berdiri. Para khalifah Abbasiyyah
sudah merdeka dan berkuiasa kembali, tetapi hanya di Bagdad dan sekitarnya.
Wilayah kekuasaan khalifah yang sempit ini menunjukan kelemahan poltiknya.
Pada masa inilah tentara mongol dan Tarter menyerang Bagdad. Bagdad dapat
direbut dan dihancurkan tanpa perlawanan yang berarti.
Kehancuran Bagdad atas
serangan tentara Mongol ini adalah babak baru dalam sejarah Islam, yang di
sebut masa pertenghan.Kekuatan Mongol Tartar mulai merayap dari arah timur dan
pada tahun 656 H/ 1258 H, Hulagu dengan pasukannya memasuki Bagdad dan membunuh
khalifah al- Musta’shim dan membunuh penduduk kota ini. Mereka menjarah harta ,
membakar kitap- kitap dan menghancurkan banyak bangunan. Dengan demikian
berahirlah kekhalifahan Bani Abbas di Bagdad.
ANALISA
Daulah Abasiah merupakan lanjutan dari Daulah Umayyah yang mana Daulah
Abbasiyah vaitu para pendiri dan para penguasa Dinasti adalah keturunan Al-
Abbas paman Nabi Muhammad SAW. Pendirinya adalah Abdullah al- Saffah bin
Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Al- Abbas.
Masa keemasan Bani Abbasiyah mengalami puncaknya yaitu pada periode
pertama yaitu pada ( 750- 847 M ), di bawah kepemimpinan Harun ar- Rasyid (
786-809 ) dan anaknya, Al- Ma’ mun ( 813-83 M ), pada masanya kekayaan yang
melimpah, dan keamanan terjamin. Periode
ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu
pengetahuan yang ada dalam Islam.
Sebagaimana terliat dalam periodisasi khilafah Abbasiyah, masa
kemunduranya sudah dimulai pada awal periode kedua. Namun factor- factor
penyebab kemunduran ini tidak datang secara tiba- tiba. Benih- benihnya sudah
terlihat pada periode pertama, hanya saja khalifah pada saat ini sangat kuat,
sehingga benih- benih itu tidak sempat berkembang. Pada masa- masa ini memang
kekuatan politik dan militer sudah sangat lemah sehinggaa mudah untuk
diruntuhkan.
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kekuasaan Bani
Abbas merupakan lanjutan dari kekuasaan dinasti Bani Umayyah. Dinamakan
Khilafah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini dinisabatkan
kepada Al- Abbas, paman Rasulullah. Untuk mengetahui masa- kemasa kepenimpinan
Bani Abbasiyah dalam pengembangan peradabanya Bani Abbasiyah dibagi menjadi
beberapa periode.
Yangmana dari
masing- masing periode tersebut menceritakan keadaan suatu Negara yang berbeda
pada masa kekhalifahannya, sehingga dapat disimpulkan pada periode pertamalah kekhalifahan Abbasiyah mengalami masa keemasan, dan pada
periode berikutnya yaitu periode kedua sampai kelima mengalami masa kemunduran
hingga masa kehancuran.
A.
SARAN
Kita harus
meningkatkan pembejajaran tentang perkembangan islam karena dengan mempelajari
perkembangan islam pada masa ini kita dapat mengidentifikasi peristiwa-
peristiwa penting dan tokoh- tokoh yang berprestasi pada masa terdahulu kita
juga dapat mengambil ibrah dan meneladani tokoh- tokoh yang berperestasi dari
perkembangan islam pada periode ini untuk kepentingan masa kini dan yang akan
datang.
DAFTAR PUSTAKA
Samsul, Munir Amin. 2009. Sejarah
Pe radaban Islam, Jakarta: Amzah .
Badri ,Yatim. 2010. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Rajawali Pers .
Guru Bina Pai Madrasah Aliyah . 2008. Hikmah. Seragen: CV.
Akik Pustaka.
Abu, Su’ud. 2003. Islamologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Ali, Mufrodi. 1997. Islam di Kawasan Kebudayaan Arab.
Jakarta: Perpustakaan Nasional.
Tim penyusun naskah. Karimah ski. Produksi dan distributor Surya lapindo.